Tenganan, a village of Bali's oldest and original that stands firmly between two hills in the region of Karangasem. The village is so firmly hold the customary norms that are passed from generation to generation.
Tenganan village who maintain tradition and culture are need to follow become an to save, preserve, and maintain the customs, culture, and identity of the Balinese people not to fade and disappear replaced by foreign culture that damaging. Indigenous culture that still maintained its continuity is now bringing sweet fruit of the tourism industry. Those who live by the result of natural hazards can now sell souvenirs such as traditional fabrics called "Kain Pageringsingan" and statue, also traditional painting from palm leaves.
The photographers had come to capture the nature and culture. Spred trought the world and create more and more tourists flocked to see Tenganan Village, including my self.
Selain sebagai wedding photograper/ prewedding photographer, saya juga sangat tertarik untuk hunting Kegiatan budaya, salah satunya adalah Perang pandan di desa Tenganan.
Tenganan, sebuah desa tertua dan asli bali itu beridiri kokoh diatara dua bukit di daerah Karangasem. Desa ini begitu memegang teguh norma-norma adat yang diwariskan secara turun temurun. keteguhan desa Tenganan didalam mempertahankan adat dan budaya perlu kita tiru untuk menyelamatkan, melestarikan, dan mempertahankan adat, budaya, dan jati diri kita sebagai orang Indonesia agar tidak luntur tergantikan budaya asing yang negatif dan cenderung merusak.
Budaya asli yang masih terjaga dengan baik kini berbuah manis dalam bidang pariwisata. mereka yang hidup dari hasil alam kini bisa berjualan suvenir seperti kain Pageringsingan, patung, dan lukisan daun lontar.
Para fotografer pun berdatangan dan mengabadikan keunikan desa Tenganan dan menyebarkannya keseluruh dunia. Sehingga membuat para turis semakin berbodong-bondong datang ingin menyaksikan sendiri keunikan desa Tenganan, termasuk saya.
Tenganan village who maintain tradition and culture are need to follow become an to save, preserve, and maintain the customs, culture, and identity of the Balinese people not to fade and disappear replaced by foreign culture that damaging. Indigenous culture that still maintained its continuity is now bringing sweet fruit of the tourism industry. Those who live by the result of natural hazards can now sell souvenirs such as traditional fabrics called "Kain Pageringsingan" and statue, also traditional painting from palm leaves.
The photographers had come to capture the nature and culture. Spred trought the world and create more and more tourists flocked to see Tenganan Village, including my self.
Selain sebagai wedding photograper/ prewedding photographer, saya juga sangat tertarik untuk hunting Kegiatan budaya, salah satunya adalah Perang pandan di desa Tenganan.
Tenganan, sebuah desa tertua dan asli bali itu beridiri kokoh diatara dua bukit di daerah Karangasem. Desa ini begitu memegang teguh norma-norma adat yang diwariskan secara turun temurun. keteguhan desa Tenganan didalam mempertahankan adat dan budaya perlu kita tiru untuk menyelamatkan, melestarikan, dan mempertahankan adat, budaya, dan jati diri kita sebagai orang Indonesia agar tidak luntur tergantikan budaya asing yang negatif dan cenderung merusak.
Budaya asli yang masih terjaga dengan baik kini berbuah manis dalam bidang pariwisata. mereka yang hidup dari hasil alam kini bisa berjualan suvenir seperti kain Pageringsingan, patung, dan lukisan daun lontar.
Para fotografer pun berdatangan dan mengabadikan keunikan desa Tenganan dan menyebarkannya keseluruh dunia. Sehingga membuat para turis semakin berbodong-bondong datang ingin menyaksikan sendiri keunikan desa Tenganan, termasuk saya.
Too little infomation that I can show you. Please visit the Village by your self. The Pandan fight only once every one year, between June and July. Cheers...